Nara, Kota Super Keren di Jepang untuk Bercengkrama dengan Rusa
Nara
Kota Super Keren di Jepang
untuk Bercengkrama dengan Rusa
Welcome
to Nara!!....Yeah, mendengar kata “Nara”, pasti satu hal yang paling diingat
adalah “rusa”. Haaa, kok rusa? Ya, karena tak lain di kota sejarah ini banyak
sekali dijumpai rusa-rusa liar yang berkeliaran di mana-mana. Eits tapi jangan
takut, rusa-rusa di sini sangat jinak dan bersahabat sekali kepada INTAI,
apalagi saat itu INTAI membawa kue spesial yang dijual khusus untuk rusa-rusa
di sana. Oh ya, bukan hanya tentang rusa, Nara yang dulunya merupakan ibu kota
Jepang ini juga meninggalkan banyak situs warisan budaya yang tak kalah membuat
INTAI terperangah kagum, seperti Kasuga Taisha Shrine, Taodaiji, hingga
Kohfukuji Temple. Belum lagi ditambah kuliner tradisionalnya yang super unik
dan enak. Nah, sudah nggak sabarkan melihat bagaimana serunya jalan-jalan
dahsyat INTAI di Nara Jepang? Yuk, simak petualangan INTAI di kota Nara berikut
ini!
Asyik selfie bareng rusa-rusa genit di Nara Park
Saat itu, kebetulan INTAI sedang berada di Osaka, dan sayang
kalau tidak sekalian mampir ke Perfektur Nara. Gara-gara teman
INTAI bilang ada sesuatu yang berbeda dengan Nara di banding kota-kota lain di
Jepang, yakni karena kotanya yang masih sepi dan hadirnya ribuan rusa di setiap
sudut Nara. Tak perlu berpikir panjang, akhirnya INTAI langsung saja naik
kereta JR dengan menempuh jarak 40 km menuju perfektur yang berada sebelah
Timur kota Osaka ini. Huaaa, begitu tiba di stasiun Nara, suasana Jepang tempo dulu langsung terasa kental. Uniknya lagi, simbol, gambar,
atau patung rusa terpampang di mana-mana dan sudah dikenal umum sebagai ikon
perfektur Kintetsu Nara. Orang Jepang sebagai penganut Shinto, percaya bahwa
rusa adalah pembawa pesan Tuhan, maka orang-orang di sana membiarkannya hidup
bebas berkeliaran dan berbaur dengan manusia.
Tak perlu banyak membuang
tenaga dan uang, hanya dengan berjalan kaki 10 menit dari stasiun, INTAI sudah tiba di Nara Park, yang waktu itu telah dipenuhi gerombolan rusa-rusa yang
hiperaktif. Bagaimana tidak, rusa-rusa itu ada yang terlihat sedang
manja-manjaan, ngantuk, tidur-tiduran malas, ada yang aktif merumput, mengikuti
langkah orang-orang, berebut makanan, sampai ada yang lagi pup. Huft, lucu dan
usil banget ya. Tak ingin ketinggalan seperti pengunjung lain, INTAI ingin
banget rasanya segera bercengkrama dengan rusa-rusa hiperaktif itu. Dengan
modal membeli kue yang dijual khusus untuk rusa seharga ¥150 (atau sekitar
NT$40), akhirnya INTAI bisa menarik perhatian rusa-rusa hipertaktif itu. Di
Nara Park ini, rusa-rusa terlihat sangat genit dan hangat, bahkan tak sungkan
diajak selfie hanya demi menyantap kue cookies yang INTAI bawa. Bahkan mereka
tak segan mendaratkan bibirnya di pipi INTAI, haha.
Menghanyutkan diri
dalam kemegahan warisan budaya Nara
Sepertinya perlu Sahabat INTAI tahu ya, Nara dulunya adalah ibu kota Jepang yang pertama, sebelum Kyoto dan Tokyo. Maka tak heran jika di perfektur ini terdapat 8 situs warisan budaya UNESCO yang masih berdiri megah. Destinasi sejarah yang paling populer dari Nara adalah Kuil Todaiji dengan Daibutsuden atau patung Buddha raksasanya. Tak tanggung-tanggung, tinggi Daibutsuden ini mencapai 15 meter dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan di Nara. Selain itu, adapula Kohfukuji Temple yang merupakan arstitektur pagoda yang sangat ikonik bagi kota Nara. Bahkan pagoda ini pernah terbakar sampai 5 kali sebelum akhirnya direkonstruksi ulang hingga menjadi bangunan sekarang. Rekornya, pagoda 5 lantai yang berada dalam kompleks kuil ini dinobatkan menjadi bangunan pagoda nomor 2 tertinggi di Jepang.
Tak cukup dengan itu, INTAI lantas juga
mengunjungi komplek Kasuga Taisha Shrine yang yang begitu megah. Kuil ibadah
berwarna orange ini memiliki karakter yang cukup kental dengan ribuan lentera
baik yang terbuat dari kertas, logam hingga batu pahat. Di sini INTAI sangat
mudah menjumpai deretan lentera-lentera cantik yang mungkin akan sangat indah
jika berkunjung di malam hari. Ah beruntungnya, INTAI bisa menyaksikan momen
sakral upacara pernikahan dengan adat Jepang yang saat itu digelar di Kasuga
Taisha ini.
Kue mochi memang sudah
melekat erat dengan identitas kuliner Jepang. Apalagi rasa macha asli yang
hanya bisa dijumpai di Jepang, membuat INTAI tak ingin menyia-nyiakan kesempatan
mencicip legitnya mochi di salah satu kedai legendaris yang berlokasi tak jauh
dari Kohfukuji Temple. Ya, kedai mochi famous nan legendaris ini bernama “Nakatanidou
Mochi”. Keunikan kedai ini karena kue-kue mochi dibuat secara fresh dan
disaksikan langsung para pembelinya. Seru sekali di kedai ini INTAI bisa
menyaksikan beberapa pria Jepang memukul-mukul adonan mochi hingga kalis
menggunakan pemukul kayu berukuran besar. Lebih-lebih, mereka sambil
menyuarakan aba-aba yang terdengar berisik tetapi sangat kompak dan harmonis,
bak penabuh tamborin dalam orkestra.
Meski rela berdiri antri mengular
pun INTAI lakoni demi mencicip mochi hangat rasa surga ini. Ha, akhirnya
setelah menunggu tak kurang dari 30 menit, INTAI bisa menggigit lezatnya mochi.
Rasa macha adalah pilihan yang INTAI coba saat itu. Dengan harga ¥130 (Yen)
atau sekitar NT$30 per biji memang setimpal dengan rasa lengit manis yang
terkandung di dalamnya. Apalagi ditambah isian kacang merah dan taburan serbuk
kacang yang semakin memperkuat sensasi gurih berpadu manis.
Yeah, selain genitnya rusa-rusa,
megahnya kuil dan legitnya kulineran, INTAI bisa juga menjumpai hutan lumut
yang super sejuk di pinggiran perfektur Nara ini. Ya, tepatnya berada di komplek
warisan budaya Toshodaji. Di sini, INTAI benar-benar bisa menyaksikan hijaunya
hutan lumut yang masih asri nan alami yang jarang sekali dijumpai di Indonesia
atau Taiwan sekalipun. Sunyinya hutan ditambah dengan suara-suara kicau burung,
seakan menarik INTAI dalam ketenangan yang sangat mendamaikan kalbu. Hustt,
saat berkunjung di hutan ini jangan banyak polah ya atau mengeluarkan
suara-suara bising yang mengganggu pengunjung lain, atau kalian bakal mendadak
menjadi perhatian umum, hehe.
Perfektur Nara yang masih menjaga tradisi dan budaya Jepang,
membuat kota Nara masih terlihat sepi dan sangat mudah menjumpai suasana “Jepang
tempo dulu”. Kebetulan saat itu adalah malam minggu dan membuat INTAI penasaran
bagaimana orang Jepang aman dulu hang out atau “ngafe” sambil menghabiskan
malam berinterkasi dengan teman atau kerabatnya. Ups, sudah terkenal juga kan ya
kalo orang Jepang itu sangat gemar dan kuat menenggak beer atau sake. Makanya
INTAI penasaran banget dengan tradisi orang Jepang ini.
Yuhu, alhasil di pusat kota yang tak jauh dari stasiun Nara, INTAI
bisa menemukan cafe tradsional ala Jepang. Apa saja yang tersaji dan dijual di sana?
Hmm, beer sudah pasti ada, sake hangat atau dingin juga tersedia, makanannya
dari sushi segar hingga kulit ikan goreng yang crunchy juga dijual di sini. Lalu,
di cafe ini terlihat bagaimana muda-mudi Jepang berinterkasi, ngobrol curhat
mencurahkan isi hati, hingga ketawa-ketiwi yang disertai tenggukan sake atau beer.
Bahkan, tak sedikit dari mereka ada yang mengenakan baju kimono yang terlihat
semakin Jepang banget.
How to visit “Nara”
Nah ada banyak cara untuk mengunjungi perfektur
yang berada di sisi Timur Jepang ini. Dari Osaka ada dua cara, yakni
menggunakan kereta Kintetsu dari stasiun Namba ke stasiun Nara, atau
menggunakan kereta JR dari stasiun Osaka ke stasiun Nara. Ups, perlu diketahui
ya, masing-masing kereta di Jepang dengan perusahaan berbeda memiliki stasiun
yang berbeda-beda. Jadi jangan salah memilih kereta ya. Nah, buat kalian yang
mau langsung dari bandara Kansai bisa menggunakan kereta JR jalur Kansai-Kuko
Line menuju stasiun Nara atau dengan Nankai Line menuju Kintetsu Nara.
Seru banget kan Nara?! Jangan lupa, kalo Sahabat INTAI ada kesempatan
mengunjungi perfektur di Timur Jepang ini, coba juga ya pengalaman seru-seruan
ala INTAI ini. Dahhh, selamat berlibur!!
Blog yang menarik, mengingatkan saya akan Kuil Todaiji di Nara, di tengah kuil Buddhis ini, anda akan menumukan patung Buddha Agung yang terbesar, atau Daibutsu, terbuat dari tembaga.
BalasHapusSaya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/05/nara-di-kuil-todai-ji.html.